Kamis, 24 Februari 2022

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

 

Juldul                 :  Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Resume ke         :  14

Tanggal              :  21 Februari 2022

Tema                  :  Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Narasumber       :  Yulius Roma Patandean, S.Pd.


Buah naga tumbuh di hutan

Boleh dimakan dengan kerupuk

 Jangan kita menunda pekerjaan

Agar beban tidak  menumpuk.

Tak terasa malam ini merupakan pertemuan ke 16. Saya masih punya 4 tagihan tulisan blog yang harus segera saya lunasi. Memang berat untuk lomitmen terhadap tugas yang telah direncanakan. Tapi saya akan terus belajar walapun mengalami jatuh bangun.

Malam ini tema yang menjadi bahan tulisan adalah “Langkah Menyusun Buku Se1cara Sistemat1is. Narasumber yang dihadirkan adalah seorang guru SMA yang juga aktif nenjaadi penulis dan editor, yaitu Bapak Yulius Roma Patandean, SPd. Belia lahir di Salubarani, Tanah Toraja 38 tahun yang lalu. Sedangkan untuk moderatornya sudah tidak asing lagi buat kita semua, yaitu Bapak Muliadi.

Pak Yulius membagikan pengalamannya tentang dunia tulis menulis. Beliau  mempunya prinsip CLBK dalam menyelesaikan tulisannya. Apa itu CLBK? 

C berarti Coba. Menulis tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata, melainkan harus ada yang namaya percobaan. Maka dengan selalu mencoba menulis, akan timbuldalam dri kita penasaan untuk menjalaninya. Ibaratnya kita akan mengenal rasa pahit, asam ,manis , kecewa dan bahagia apabila kita mencoba. Percobaan yang kita lakukan tentu akan mendorong kita unutk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. 

L berarti Lakukan. Jiika sudah mencoba, kita harus segera melakukan proses menulis, melakukan praktek menuangkan ide dalam bentuk karya tulis.

B berarti Budayakan. Seperti halnya memakai sarung sudah menjadi  budaya orang Toraja, maka hendaknya menulis pun  menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup kita. Hingga kita akhirnya berhasil menerbitkan buku dari penerbit. 

K berarti .Konsisten. Konsisten merupakan langkah terakhir dalan kegiatan menulis. Menurut beliau, budaya menulis yang baik adalah saat kita menjadi konsisten dalam prakteknya. Untuk menumbuhkan konsistensi dalam diri kita, kita perlu membangun minat menulis dan mempunyai motivasi untuk menghasilkan sebuah buku ber-ISBN.

Cara sistematis menyelesaikan tulisan, misalnya cara membuat judul, bab, sub judul, daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka secara otomatis seperti yang dianjurkan oleh Pak Yulius ada di link youtube ini.

https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw

https://youtu.be/jXPr59aWJSc

Sebagai closing statement, Pak Yulius mengajak kita untuk selalu fokus dan tidak berhenti menulis sebelum terbit buku ber-ISBN. Kita harus percaya diri pada kemampuan menulis kita, karena tulisan yang kita terbitkan akan menemukan takdirnya sendiri. Semoga istilah CLBK tersebut di atas juga  bisa menjadi penyemangat kita untuk memulai, meneruskan dan menciptakan karya tulisan bahkan hingga kita berhsil menerbitkan bulu solo.



 


Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Judul             : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke    : 13
Ge1ombang  : 23
Tanggal         : 14 Februari 2022
Te3ma           : Proofredading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber  : Susanto, S.Pd.


Ada perisitiwa apa di masa depan?

Orang semakin terisolasi

Semarak pesta memudar

Panas neraka tertumpah di jalanan

Siapa yang bisa kuandalkan?

Selain Dia Sang Pencipta kehidupan


Malam ini memasuki pertemuan ke13, menghadirkan narasumber yaitu Susanto, SPd. Tema yang diangkat oleh beliau adalah" Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Terus terang, saya belum tahu apa maksud proofreading tsb. 

Setelah searching di google, saya menemukan pengertian proofreading itu apa. Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Ini adalah tahap paling akhir dari proses penulisan, ketika Anda memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik, masalah pemformatan, dan inkonsistensi. 

Untuk moderator pertemuan kali ini adalah Bpk Muliadi yang berasal dari Tolitoli, Provinisi Sulawesi Tengah. Mengawali pertemuan, Pak Muliadi menyapa semua anggota grup WA. Beliau menyematkan kutipan dari seorang fisikawan tersohor, Albert Einstein "Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup m meliainkan juga dia harus memastikan bahwa tulisan yang emahaminya". Tanpa basa basi, beliau langsung menyerahkan waktu perjumpaan ini kepada sang narasumber. 

Pak Susanto yang akrab dipanggil PakDSus ini mendefinisikan proofreading sebagai sebuah aktivitas membaca ulang sebuah tulissan dengan tujuan untuk memerikasa ada tidaknya kesalahan dlm sebuah tulidan. Kesalahan yang dibuat oleh penulis bisa berupa kesalahan penggunaaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan naaupunaspek k istilah, pemengaalan kata, sdsb. 
Walau secara sekilas, proofreading ini nampak sama dengan editing. Editing lebih berfokus pada aspek kebahasaan dan isi sebuah tulisan.Sedangkan proofreading, kiita tidak hanya menyoroti kesalahan tanda baaca, melainkan juga logika dari sebuah tulisan.

 Tugas Proofreader



Menutut pendapat Pak Susanto tugas sseorang proofreader tidak sekedar membetulkan ejaaan atau tanda baca melainka juga ia harus memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji baca itu bisa diterima logika dan dipahami. Ia harus tahu apakah kalimat yang ditulis oleeh penulis merupakan kalimat efektif atau tidak,  apakah susunannya sudah tepat atau belum, dan apakah pembaca sudah memahami substansi tulisan.

Tugas lain dari seorang proofreader adalah untuk membuat teks bacaaan menjadi  mudah dipahami pembaca..Sebagai contoh apabila seorang proofreader mendapat tugas menguji-coba sebuah teks terjemahan, maka output yang harus dihasilkannya adalah berupa sebuah teks yang mudaah dipahami oleh pembaca walaupun dia tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut.

Mengapa harus proofreading?

Proofreading merupan sebuah tahapan yang sangata penting sebelum kita menerbitkan tulisan kita. Prooferading bisa dilakukan oleh orang lain maupun si penulis sendiri. Yang penting ketika  kita bertindak sebagai proofreader terhadaap tulisan kita senddiri, kita harus profesional, yaitu bersifat neteral. menilai karya kita sendiri secara objektif. Untuk objektif, sebasiknya kita mengendapkan dulu ide dan pikiran kita beberapa saat sebelum melakukan auto proofreading..Kita menempatkan diri kita sebagai seorang pembaca. tulisan yang kita buat sudah selesai.

Jika kita melakukan proofreading sendiri, sering terjadi bahwa kita ingin segera memperbaiki kesalahan yang ada di tulisan tersebut, padahal kit sedang dalam proses menulis. Hal yang sering terjadi juga yaitu ketika kita ingin segera mempublikasikan tulisan di blog kita, karena mengejar target, kita tidak sempat melakukakn auotproofreading. Akibatnya bukannya tulisan kita menjadi menarik, melainkan menjadi kurang minat baca.

Langkah- langkah Proofreading

1. Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada isi/konten dan 
    memindahkan,  
    menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
2. Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan  
    aliran teks.
3. Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang baku, sintaks yang jelas, dan konsistensi 
    gaya. 
4. Memperbaiki kalimat- kalimat yang ambigu.
5. Cek ejaan,  dan pemenggalan kata dengan merujuk pada KBBI, tetapi ada beberapa kata yang 
    mencerminkan gaya penerbit
6. Konsisten dengan nama dan ketentuannya.
8. Perhatikan judul bab dan penomorannya.

Kita juga perlu menghindari kesalahan-kessalahan kecil lainnya, seperti misalnya: memberi spasi, tanda. koma, tanda titik, tanda seru. Untuk memperbaiki typo dengan mudah, bisa dilihat di lin berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Demikian tak terasa waktu sudah menunujukkan hampir pukul 21.00. Sebagai penutup acara pertemuan, Pak Muliadi berharap maateri yang baru saja dibahas ini akan memberikan manfaat pada para peserta Kelas Belajar Menulis PGRI dan menginspirasi meeka untuk menjadi penulis hebat.


Senin, 14 Februari 2022

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Judul             : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Resume ke-   : 12
Gelombang    : 23
Tanggal          : 9 Februari 2022
Tema              :  Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber   : Sudomo, SPt. 

Sudah sangat lama sejak saya terakhir meminjam buku cerita yang terkenal waktu, saat aku duduk di bangku SMP. Benar, itu adalah buku cerita lima sekawan, sebuah cerita fiksi tentang pengalaman 5 anak menghadapi berbagai teka-teki yang harus dipecahkan. 
Jadi malam hari pada pertemuan ke 11 dihadirkan seorang narasumber hebat yang ahli di bidang penulisan cerita fiksi. Siapa lagi kalau bukan Pak Sudomo, SPt. Tema yang dibahas adalah Kiat menulis cerita fiksi. Untuk moderator pertemuan malam hari ini adalah ibu Halwiyah. 

Cerita fiksi merupakan sebuah cerita hasil dari imajinasi penulis, bukan sebuah kisah nyata, walaupun mengambil seting kejadian dan sejarah tertentu, namun tokoh-tokoh yang ditampilkan hanyalah hasil khayalan sang penulis. Dalam cerita fiksi biasanya digambarkan kejadian, pengalaman seseorang, atau sejarah yang dibumbui dengan imajinasi dan kreativitas dari penulis.

Sebagai seorang pendidik, kita perlu belajar membuat cerita fiksi. Menurut Pak Sudomo yang akrab disapa mazmo, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menulis cerita fiksi, yaitu:
1.  Kita akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi anak didik kita, di mana salah satu aspek yang dinilai dalam Assesmen Kompetensi Minimal (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. 
2. Sebagai upaya menyembuhkan luka batin kita maupun menyuarakan suara hati kitamelalui tokoh-tokoh hasil ciptaan kita dalam cerita tsb 
3. Bisa sebagai media pembelajaran alternatif yang mengasyikkan bagi anak-anak didik kita h
4. Bila dijadikan buku, bisa menambah poin angka kredit dan penghasilan. 

Tentu saja untuk menulis cerita fiksi, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. 
1.kita harus punya komitmen kuat untuk menulis dan     memposting tulisan kita. 
2.menyangkut latar tempat dan sbg kita perlu               
   melakukan riset. 
3. Perbanyaklah membaca karya fiksi penulis lain.       
    Hal ini akan bermanfaat untuk menambah        
    perbendaharaan kata kita dan kita akan mengenal   
    gaya tulisan mereka yang berbeda-beda. 
4. Perlu kiranya kita mempelajari KBBI (Kamus Besar      Bahasa Indonesia) dan PUEBI (Pedoman Umum 
    Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)         
    agar    penulisan kita sesuai dengan kaidah yang          berlaku. 

Ada beberapa unsur pendukung sebuah cerita fiksi seperti yang disampaikan oleh narasumber, yaitu:
👉 Tema. Pilihlah tema yang dekat dengan kehidupan kita, misal tentang sekolah, keluarga, atau tempat kerja. Lebih bagus kalau kita memilih tema yang kita kuasai, agar kita bisa menyelesaikan tulisan fiksi tersebut. 
👉 Premis. Premis merupakan ringkasan cerita yang kita buat dalam 1 kalimat. Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh premlicin. jk novel Hary Potter:  Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. 
👉 alur merupakan struktur suatu rangkaian kejadian yang terdapat dalam sebuah bcerita. Alur atau yang sering disebut plot  terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.
👉  penokohan. Penokohanmerupakan penjelasan selangkah demi selangkah tentang detail karakter dalam cerita. Penokohan dapat digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
👉 latar. Latar/setting merupakan penggambaran tentang  waktu, tempat, dan suasana.
👉  sudut pandang. Sudut pandang (point of view) merupakan cara penulis menempatkan diri. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.

Nah, setelah mengetahui alasan mengapa perlu menulis cerita fiksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penulisan cerita fiksi, dan unsur -unsur pembangunan cerita fiksi, kita juga perlu mengetahui bagaimana caranya menulis cerita fiksi. 

Pak Sudarmo menyampaikan 6 hal bagaimana menulis cerita fiksi, yaitu:
1. Kita harus punya niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Seringkali  penulis menghadapi permasalahan kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksinya. 
2. Kita harus memperbanyak membaca cerita fiksi yang ditulis oleh orang lain. Tujuannya adalah untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.
3. Kita perlu  segera mencatat ide cerita yang terlintas di kepala kita agar ide yg berharga tsb tidak hilang begitu saja. Pilihlah genre yang kita sukai dan kuasai.
4. Kita perlu membuat outline/kerangka karangan, dengan ketentuan sbb:
√ Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur
pembangun cerita fiksi
√ Menentukan tema agar pembaca mengerti
lingkup cerita fiksi kita
√ Membuat premis sesuai tema
√ Menentukan uraian alur/plot berdasarkan
unsur-unsurnya
√ Menentukan penokohan kuat berdasarkan
jenis dan teknik penggambaran watak tokoh
dengan baik
√ Menentukan latar/setting dengan
menunjukkan sisi eksotis dan detail
√ Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
5.  Sesudah 4 hal tsb di atas, baru mulailah menulis. 
🌷 Bukalah cerita dengan baik (dialog, kutipan, 
kata unik, konflik)
🌷 Lakukanlah pengenalan tokoh dan latar dengan
baik dengan cara memaparkan secara jelas
kepada pembaca
🌷 Kuatkanlah sisi konflik internal dan eksternal
tokoh
🌷 Gunakanlah pertimbangan logis agar tidak
cacat logika dan perkuatlah majinasi
🌷 Pilihlah susunan kalimat yang pendek dan jelas
🌷 Perkuatlah tulisan dengan pemilihan kata 
(diksi)
🌷 Buatlah akhir (ending) yang baik
6. Lakukanlah penyuntingan sendiri (swasunting)  setelah selesai menulis;
⚡Jangan menulis sambil mengedit;
⚡ Fokuskan penyuntingan pada kesalahan
pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, 
aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
⚡ Usahakan menempatkan diri pada posisi
sebagai penyunting agar tega menyunting
tulisan sendiri;
⚡Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).

Di akhir perjumpaan Pak Sudomo mengajak para guru untuk terus belajar supaya bisa menghasilkan karya tulisan fiksi yang baik,  karena dengan terus belajar kita para guru akan seterusnya menjadi pembelajar.

Senin, 07 Februari 2022

Menulis Itu Mudah

 

Judul                   : Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Resume ke-         :  11

Gelombang         : 23

Tanggal               : 7 Februari 2022

Tema                   : Menulis Itu Mudah

Narasumber        : Prof. Dr. Ngainun Naim



Tak terasa, malam ini para peserta memasuki  pertemuan kesepuluh kelas Belajar Menulis PGRI. Semilir angin membelai punggungku. Langit senyap tanpa kerlap bintang.

Tepat pukul 7 malam,  tampillah Ibu  Raliyanti sebagai moderator. Setelah menyapa seluruh peserta dan mengajak semuanya untuk berdoa, Ibu Raliyanti langsung memperkenalkan narasumber malam ini. Beliau adalah Dr. Ngainun Naim, seorang dosen di UIN Sayyid Ali RahmatullahTulungagung, yang lahir pada tanggal 19 Juli 1975. Dengan lebih dari 20 karya tulis buku, beliau sangat produktif sebagai penulis, sekaligus sorang motivator dan pegiat litrerasi.

Tema yang diangkat pada pertemuan ini adalah “Menulis Itu Mudah”. Menurut beliau, jika menulis sudah menjadi budaya akan menjadi luarbiasa.



Apa benar menulis itu mudah? Tentu jawabannya tergantung kita masing-masaing. Sebagian merasa susah, sebagian lagi merasa gampang.

Ada beberapa langkah  ( 6 kunci) seperti yang disarankan oleh Prof. Ngainun supaya bisa menulis artikel dengan mudah, yaitu”

1.     Ubahlah pola pikir

Umumnya kita merasa bahwa menulis itu sulit. Maka, kita perlu mengubah pola pikir tsb menjadi ” menulis itu mudah’

2.       Teruslah berlatih menulis
Apabila kita sudah menguasai teori menulis, namun jarang berlatih menulis, hasilnya akan tiidak sebaik apabila kita terus berlatih menulis. Seperti pepatah mengatakan ‘ Alah bisa karena biasa”.  Wajib hukumnya untuk menulis setiap hari (walau hanya 1 alinea) jika mau menjadi penulis yang sukses. Karena menulis memerlukan proses.

3.       Jangan menunggu waktu luang

Menulis ibaratnya mengeluarkan tabungan bacaan yang ada di otak kita. Sesibuk apapun, yang penting luangkan waktu untuk menulis.

4.       Perbanyaklah membaca buku atau artikel

Dengan banyakmembaca buku karya orang lain, kita akan diperkaya wawasannya, pengetahuan dan ide kita akan berkembang.  Perlu diingat seperti saran beliau, bahwa ketika membaca, kita harus mengutamakan ‘paham’, bukan ‘katam’

5.       Rajinlah mengamati, mencatat dan mengolah apa yang sudah dicatat menjadi sebuah tulisan.  Beliau memberikan contoh saat melakukan perjalanan keTernate, belaiu menghasilkan tulisan tentang perjalanan tsb di link berikut:

https://www.spirit-literasi.id/2019/03/ternate-landmark-di-suatu-senja.html

6.       Belajarlah menulis pada penulis lain

Kita bisa belajar menulis secara efektif dengan sering mengunjungi ke blog penulis lain (blog walking)dan memberikan komentar tentang tulisan tsb.

Faktor apa saja yang membuat kita kesulitan menulis?

1.       Takut salah dan kurang  pede

Seringkali kita merasa down apabila tulisan yang kita buat mendapat kritikan dari orang lain. Untuk hal ini, sang narasumber memberi saran agar kita tidak usah terlalu peduli dengan krtitikan yang dirasa’menjatuhkan’.  Pokoknya teruslah menulis, niscaya lama kelamaan tulisan kita akan enak dibaca

2.       Sulit mendapatkan ide tulisan

Kadangkala akan ditenui saat kita asyik menulis, tiba-tiba ‘blank’. Kita kehilangan ide.  Jika demikian, kita perlu rehat sejenak, bisa dengan ke dapur bikin teh atau kopi hangat, bisa dengan berdiskusi dengan kawan. Baru sesudah itu apabila pikiran kitaa fresh kembali, kita melanjutkan aktivitas menulis.

3.       Pingin langsung sempurna

Hal yang menjadi kendala sehingga kita sulit menyelesaikan tulisan kita yaitu karena kita ingin langsung menghasilkan karya yang sempurna. Sehingga kita terpaksa berkali-kali mengedit tulisan kita, sampai akhirnya kita tidak selesai menulis. Baiklah kiranya kita mecermati saran Prof. Dr. Ngainun, yaitu teruslah menulis, jangan sedikit-sedikit berhenti untuk mengedit.  Jangan menulis sambil mengedit. Sediakan waktu khusus esudah selesai menulis untuk membaca tukisan kita dan melakukan pengediutan.. beliau biasanya unytuk menulis mulai dari hal yang tidak ideal, terus dalam proses baru disempurnakan.

4.       Kurang konsisten dalam berlatih menulis

Acapkali kita didera rasa malas untuk melakukan kegiatan yang sudah kita niatkan untuk idkerjakan dan diselesaikan. Oleh katena itu kita harus bisa mengalahkan diri sendiri, menguasai rasa malas kita. Memang perlu perjuangan tiada henti.

 

Tak terasa sudah berada di penghujung waktu perpisahn. Memang sebenarnya  menulis itu tidak sulit, alias mudah. Yang penting ada kemauan dan niat. Dan juga selalu gunakan 6 kunci yang sudah diberikan oleh Prof. Dr. Ngainun yang super.

Bakti Sosial PS Stella Maris ke Air Semut

Hari Minggu, 14 November 2021, 11 anggota Paduan Suara Stella Maris Keuskupan Pangkalpinang mengadakan kunjungan bakti sosial ke Stasi Santo...