Ibu Aam yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1988 di Cipanas ini menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan. Beliau pernah meraih juara 1 Lomba Blog PGRI Maret 2021 dan 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit. Beliau juga merupakan seorang penulis produktif. Ini dibuktikan dengan 30 buku yang berhasil beliau tulis.
Selesai memperkenalkan sang narasumber, Miss Phia yang kece ini segera mempersilahkan para pseserta untuk masuk ke kelas. Sebelum mulai menyajikan materi, Bu Aam meminta para peserta untuk mengisi link mentimeter sejenak. Ini hal baru bagi saya. Dalam link tsb, pesrta diminta mengisi 2 kolom, menjawab pertanyaan ‘Apa Tujuan Anda Menulis?”
Jawaban dari para seserta bermacam-macam, Saya pribadi secara refleks langsung mengisi kolom tsb dengan jawaban ‘ berbagi ilnu’ dan “menuangkan ide”.
Setelah itu, beliau mulai membagikan pengalamannya. Ternyata dulu, status beliau sama seperti kita saat ini, yaitu sebagai peserta yang belum tahu dan belum bisa menulis buku. Beliau pertama kali gabung di Kelas Menulis gelombang 8 bersama teman-temannya yang sudah sukses, antara lain: Mr. Bams, Bu Nora, Cang Ato, Pak Yulius Roma Patandean, Cak Inin, dan Mayor Nani. Namun, ibu yang cantik ini pupus harapan karena gagal belum bisa menulis resume. Akhirnya beliau ditinggalkan teman-temannya.
Namun demikian, perlahan-lahan beliau kembali memupuk kepercayaan dirinya, meluruskan niat dan tekad, hingga selanjutnya kembali mengulang di gelombang 12. Di sinilah beliau berusaha fokus dan akhirnya bisa lulus menjadi alumni. Saat itu beliau sukses menjadi blogger dan berhasil menerbitkan buku perdana solo dan antologi. Patut dicomtoh ya teman-teman semangat beliau!
Ini adalah buku antologi perdana beliau.
Dengan terbitnya buku antologi perdana yang ditulis bersama-sama dengan 42 penulis hebat di seluruh nusantara itu, beliau merasa bahagia sekali waktu itu. Apalagi nama beliau ada diurutan pertama. Beliau selanjutnya menuturkan kedekatannya dengan Bu Kanjeng atau Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd sejak saat mengikuti Kelas Belajar Menulis di mana waktu itu Bu Kanjeng menjadi narasumbernya.
Kemudian Ibu Aam mengisahkan bahwa sebagai syarat lulus kelas Om Jay, beliau (Om Jay) mewajibkan setiap peserta menulis 20 resume dan diposting ke blog. Setelah naskah resume terkumpul, mereka harus segera menghubungi penerbit untuk wujudkan buku solo mereka. Maka lahirlah buku solo perdana Ibu Aam yang berjudul "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat".
Setelah menjadi alumni, dengan penuh semangat beliau mengabdikan diri menjadi moderator Kelas Menulis, hingga lahirlah buku solo kedua beliau berjudul "Kunci Sukses Menjadi Moderator Online"
Pengalaman selanjutnya yang beliau ceritakan dengan antusias yaitu mengikuti lomba blog PGRI yang diadakan selama 28 hari pada bulan Februari 2021. Dalam perlombaan ini, setiap peserta wajib posting ke blog pribadi dan blog YPTD. Alhamdulilah, akhirnya berbuah manis. Beliau menjadi pemenang Juara 1 Lomba Blog PGRI dan hasilnya menjadi buku solo ketiganya.
Meskipun sudah sukses menerbitkan beberapa buku, Bunda Aam tidak berpuas diri. Selanjutnya beliau mengikuti seleksi menulis bersama Prof Ekoji hingga akhirnya melahirkan buku duet kolaborasi dengan Prof. Eko yang diterbitkan oleh penerbit mayor, yaitu PT Andi Offset Yogyakarta.
Berikutnya, beliau berhasil menerima tantangan yang diberikan oleh Bu Kanjeng untuk menjadi kurator buku. Bahkan akhirnya malah ketagihan. Kita bisa membaca pengalaman seru beliau menjadi kurator buku di link berikut:
https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/08/pengalaman-seru-menjadi-kurator-buku.html
Kemudian, Bu Aam menuturkan pengalaman pertamanya menjadi seorang editor. Dikisahkan oleh beliau, bahwa pengalaman menerbitkan buku yang beliau alami pun menyebar di medsos hingga akhirnya beliau bertemu dengan muridnya yang bernama Juminah. Juminah yang sudah 5 tahun bekerja sebagai TKI di Arab Saudi meminta beliau untuk mengedit novelnya.Walaupun naskah yang dikirim hanya melalui WA, hal itu bukan menjadi hambatan. Maka lahirlah sebuah novel yang menyentuh jiwa, karena isinya menceritakan perjuangan Juminah menjadi tulang punggung keluarga, dan mengorbankan masa remajanya untuk kerja jadi TKI demi membiayai sekolah adik-adiknya sampai takdir menemukan cinta sejatinya. Saya jadi penasaran ingin membaca novelnya.
Sejak keberhasilan menjadi editor novel Juminah, Ibu Aam sering diminta teman-teman beliau, khususnya alumni kelas Om Jay , untuk mengedit naskah buku mereka,. Berikut adalah link untuk melihat buku yang telah beliau edit.
https://terbitkanbukugratis.id/aam-nurhasanah/09/2021/menjadi-editor-dadakan/
Pada bagian akhir presentasi, Bu Aam menginformasikan buku solonya ke-4 yang telah terbit. Buku ini mengabadikan semua perjalanan/kisahnya dalam menulis hingga naik kelas.
Hingga sekarang, jumlah buku yang beliau tulis berjumlah 30, yaitu: 4 buku solo ,1 buku duet dengan Prof. Eko,dan 25 buku antologi. Luar biasa, bukan?
https://youtube.com/shorts/-Cnq7okmwOI?feature=share
Begitu antusiasnya para peserta mengikuti Kelas Belajar Menulis ini. Hal itu dibuktikan dengan munculnya banyak pertanyaan. Menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Bpk. Widy dari Jakarta tentang bagamana mengatur waktu agar bisa menulis setiap hari, Bu Aam memberikan kiat dalam kutipannya berikut ini: “luangkan waktu 30 menit dari 24 jam yg kita miliki. Saya bertugas sebagai kepala sekolah, kurator, editor, narasumber, dan berbagai tugas sebagai admin menulis. Jika kita membiasakan menulis satu postingan sehari satu bulan sudah 30 postingan, satu tahun 365 postingan. Bisa jadi "brankas ide" untuk menerbitkan buku. Lalu, buat skala prioritas, kerjaan mana yang harus di dahulukan. Karena setiap kerjaan pasti ada deadlinenya.”
Ditanya oleh Bu Susan dari Pangkalpinang tentang bagaimana syaratnya untuk bisa menjadi seorang penulis dan editor yang andal, dengan gamblang beliau memberikan jawaban sbb:
- Harus menguasai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan fokus KBBI online.
- Harus menjadi kurator dulu
- Sering-seringlah blog walking tulisan teman dan revisi postingan dan tulisan sendiri. Pasti kita akan menemukan kesalahan typo(salah ketik). Lambat laun jika terbiasa mengedit, kita akan mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang salah misalnya kata yang disingkat, dan lain-lain.
“Apa rahasianya supaya ide mengalir terus?” Menjawab pertanyaan ini, beliau mengatakan bahwa ide akan mengalir saat kita membuka keran ide kita, yaitu bisa dimulai dari membuat resume malam ini, membuat tulisan dari hal yan kita sukai, mulai dari postingan medsos, curhatan teman, album foto dan video. Prinsipnya, mulailah menulis dari sekarang. Pasti kita bisa jika sudah terbiasa.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah “Bagaimana supaya tulisan kita runtut?” Beliau menjawab ,” Untuk membuat tulisan runtut yaitu dengan membuat outline/ daftar isi. Targetkan daftar tulisan yang kita tulis itu memiliki waktu yang wajib diselesaikan. Godaan ide lain pasti ada, namun bisa kita siasati dengan menulis skala prioritas tulisan mana yang harus selesai lebih dulu.”
Waktu sudah menunjukkan puku;l 0:03 WIB. Diiringi suara serangga yang melengking, tiba saatnya saya harus mengakhiri pekerjaan membuat resume ini. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yg diajukan oleh peserta dari berbagai penjuru kota, namun mata saya tidak bisa diajak kompromi. Terimakasih, Tuhan, boleh diberi kesempatan mendengar pengalaman dari narasumber hebat, Ibu Aam Nurhasanah, SPd. Semoga ilmu yang sudah saya terima ini, dapat saya kembangkan dan bagikan kepada orang lain suatu saat nanti. Semoga..
Wrapping up
Priyo Sumbogo
Semangat terus buat resumenya yah.. Good job.
BalasHapusTerimakasih, Bu Aam atas dukungannya. Luar biasa pengalaman ibu.
HapusKeren pak....,lengkap..
BalasHapusMakasih, bu Susan. Ini semua berkat jasa'para 'srikandi' di kantor yg selalu menyemangati sy.
Hapusgo..go..Pak Priyo..ayoo semangaat ..akhirnya virus menulis has infected you..so glad...he5x
BalasHapusThanks, bu Lusi, for your precious support. I really appreciate it.
HapusLuar biasa. Komplit resumenya pak 👏
BalasHapusTerimakasih, Bu Shima.
HapusKereeen
BalasHapusTerimakasih, bu.
HapusKeren Pak Priyo. Lanjut gas full. Sukses bersama!
BalasHapusTerimakasih, Om Jay, atas dukungan dan pencerahannya. Sy akan berusaha utk menulis setiap hari seperti yg Om Jay nasehati.
BalasHapusTerimakasih, Bu Ros. Tanpa support ibu, sy tdk akan bisa memulai langkah utk menulis resume.
BalasHapusKomplit n bagus resumenya
BalasHapusMantap pak priy
BalasHapus