Selasa, 09 November 2021

Konsep Buku Non Fiksi

 



Judul                           : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke -           : 15
Gelombang                 : 21
Tanggal                       : 5 November 2021
Tema                           : Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber                 : Musiin, M.Pd.


Bergulat melawan kerapuhan raga
Demi komitmen semula 
terpateri di dada
tertatih merangkai kata

Tak terasa malam ini kita semua sudah menempuh  separuh lebih dari tujuan yang kita tuju. Pada pertemuan ke-15 ini, yang menjadi moderator adalah seorang pendidik yang cantik, yaitu Ms. Phia..Sedangkan narasumber yang dihadirkan adalah seorang pengajar yang mempunyai banyak prestasi dan pengalaman . Beliau adalah Bu Musiin, M.Pd. Beliau yang lahir di Kediri ini, ingin membagikan ilmunya kepada para peserta belajar menulis yang antusias mengikuti  presentasi setiap narasumber dengan beragam tema.

Tema yang diangkat pada perjumpaan kali ini adalah Konsep Buku Non Fiksi. 

Sebelum menyampaikan materi, beliau yang memulai pengalaman mengajar menjadi dosen di STKIP PGRI pada tahun 1994 ini menceritakan pengalamannya bagaimana beliau berhasil menaklukkan tantangan yang diberikan oleh Prof. Eko untuk menerbitkan sebuah buku, yang sekaranga buku tsb dipajang di TB Gramedia dan dijual secara online. 





Selain itu, ada sebuah buku yang menurut beliau layak menjadi acuan untuk penulis pemula. Karena di dalam buku itu diceritakan oleh si penulis bahwa di dalam diri kita, kita semua memiliki buku, namun buku itu belum dilahirkan. Untuk dapat lahir, dibutuhkan sebuah proses panjang yang membutuhkan perjuangan, kerja keras, kesabaran, keuletan, keteguhan  dan komitmen.



Dalam penulisan buku non fiksi, seperti yang dipaparkan oleh Bu Musiin, yang menempuh pendidikan S1 nya di IKIP Negeri Malang, ada 3 pola, yaitu:

1.            Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2.            Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3.            Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Selanjutnya, sang narasumber yang memperoleh gelar M.Pd.nya di Universitas NegeriI Surabaya ini: menyampaikan bahwa proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni

1.            Pratulis

Ada 9 hal yang harus dilakukan dalam kegiatan pratulis ini, yaitu:

    Menentukan tema

Tema yang kita pilih tentunya suatu tema yang sudah kita kuasai dan yang menjadi passion kita., misalnya tema tentang: pendidikan, parenting, motivasi, dll

☝     Menemukan ide

Suatu ide bisa kita dapatkan dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa,   status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan.    membaca buku, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran,          menyusun daftar, meriset, membuat Mind Mapping, menyusun kerangka, menulis draf dan merevisi draf, menyunting naskah, dan menerbitkan.

☝   Merencanakan jenis tulisan

☝   Mengumpulkan bahan tulisan

☝   Bertukar pikiran

☝   Menyusun daftar

☝   Meriset

☝   Membuat Mind Mapping

☝   Menyusun kerangka

berikut ini adalah contoh kerangka buku yang dibuat oleh Ibu Musiin untuk buku beliau "Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda melalui Literasi"

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A.            Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.            Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A.            Media Sosial

B.            UU ITE

C.            Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A.            Pengertian

B.            Elemen

C.            Pengembangan

D.            Kerangka Literasi Digital

E.            Level Kompetensi Literasi Digital

F.            Manfaat

G.           Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H.            Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A.            Keluarga

B.            Sekolah

C.            Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A.            Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.            Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.            Membangun Digital Mindset Warganet +62

Selanjutnya, beliau menyampaikan bagaimana anatomi buku non fiksi, seperti berikut:

Anotomi Buku

1.            Halaman Judul

2.            Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.            Halaman Daftar Isi

4.            Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.            Halaman Prakata

6.            Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.            Bagian /Bab

8.            Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.            Halaman Glosarium

10.          Halaman Daftar Pustaka

11.          Halaman Indeks

12.          Halaman Tentang Penulis

2. Menulis Draf                                                                             

- Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

- Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

3. Merevisi Draf

- Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

- Memeriksa gambaran besar dari naskah

4. Menyunting Naskah

Gunakan KBBI dan PUEBI untuk menyunting ejaan, tata bahasa, diksi. Kita juga perlu menyunting data dan fakta serta legalitas dan norma.

5. Menerbitkan


Di sesi pertanyaatanya jawab, menjawab  pertanyaan tentang bagaimana mencari dan memastikan sumber informasi yang valid dijaman sekrang untuk bisa dimuat dalam tulisan nonfiksi, beliau menerangkan bahwa Tentu kita tidak boleh begitu saja mempercayai suatu sumber. Salah satu cara untuk mengenali apakah informasi itu valid dengan memverifikasi sumber berita.Kita bisa mengenali apakah sumber berita tersebuat hoax atau fakta dengan berbagai aplikasi.Aplikasi plagiarism checker bisa mendeteksi apakah tulisan tersebut copy paste dari tulisan orang lain.Google image juga sangat membantu kita mengetahui kebenaran suatu sumber dengan cara copy gambar dari berita dan kita cari di google pencarian gambar.

Sebagai closing statement, beliau mengatakan: "Di tiap chapter hidup kita selalu ada momentum yang tidak akan terulang. Dengan masuk di kelas menulis Om Jay adalah momentum untuk memulai menulis. Pertanyaannya KAPAN LAGI? Atau TIDAK SAMA SEKALI."

1 komentar:

Bakti Sosial PS Stella Maris ke Air Semut

Hari Minggu, 14 November 2021, 11 anggota Paduan Suara Stella Maris Keuskupan Pangkalpinang mengadakan kunjungan bakti sosial ke Stasi Santo...