Rabu, 20 Oktober 2021

Komitmen Menulis di Blog

 


Judul                           : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke -           : 8
Gelombang                 : 21
Tanggal                       : 20 Oktober 2021
Tema                           : Komitmen Menulis di Blog
Narasumber                : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si.


Saat senja menjelang,
purnama bulan menyibak di ufuk timur
pendarkan lembut cahanya
semesta bergegap bersenyap nurani.

Malam ini memasukin pertemuan ke-8, hadirlah di tengah-tengah kita seorang narasumber yang luar biasa. Beliau bernama Drs. Dedi Dwitagama, M.Si.

Beliau lahir di Jakarta, 28 Nopember 1964. Dalam kurun waktu 6 tahun ,yaitu dari 2005 sampai 2011,m beliau telah menjadi kepala sekolah di 3 SMKN yang berbeda. Beliau adalah seorang Pendidik, Trainer, Nara Sumber dan Motivator bidang Pendidikan, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, HIV/AIDS, Kepemimpinan, Berbicara dimuka Umum, Teknologi Informasi, Menulis Kreatif/Creative Writing, Pendidikan Karakter dan Komunikasi/TIK. Saat ini beliau menjadi Guru Matematika di SMKN 50 Jakarta.


Dengan dimoderatori  ibu yang cantik, yaitu Bunda Aam Nurhasanah, acara berlangsung tidak seperti biasanya, yaitu sang narasumnber langsung menjawab setiap pertanyaan yang diajukan peserta.


Berikut rangkuman tanya jawabnya antara peserta (Q) denganDrs. Dedi Dwitagama, M.Si.(A):

Q: Apakah fungsi blogger hanya untuk menulis saja pak. Adakahfungsi  yg lain? 
A: Blog itu intinya sebagai majalah pribadi kita yang isinya bisa kita isi dg apapun yg kita mau ... suka" kita ajaaa

Q: Apakah menulis di blog bisa menambah income (penghasilan) ?
A:  bisaaaaaa .... gegara blog saya keliling Indonesia dan bebrapa negara di dunia

Q: Kapan  blog ini dipublikasikan..dan apa keistimewaannya sehingga masih eksis dan membuat org ramai mengikutinya..?
A: Blog itu muncul tahun 1994 di Amerika. Blog merupakan jurnal harian yang diupload di internet. Agar menarik orang lain untuk berkunjung ke blog kita,, blog yang kita tulis harus memberi manfaat untuk orang lain dan berisi hal yang orang lain butuhkan.


Q: Apakah bakat menjadi fakto utama dalam menulis?
A: Bakat bukanlah faktor utama. Yang penting harus terus berlatih menulis Menulis merupakan proses meninggalkan jejak dalam hidup.


Q: Apakah ada batasan dl menulis di blog?
A: Batasannya spt pergaulan di dunia nyata ... jangan menyinggung perasaan fihak lain ... tebarkan kebaikan yang bermanfaat buat banyak org

Q: Apakah blogger hanya untk tulisan saja?
A: Blogger tak hanya utk tulisan, bisa menayangkan foto, video, dan apapun yg kita mau. posting saya di blog sudah lebih dari 5.000 termasuk blog foto saya

                               

Q: Bagamana cara membentuk komitmen dlm.menulis?
A: Membentuk komitmen ngeblog gampang aja ... posting aja terus, ga usah pikirkan kualitas ... itu akan otomatis terbentuk sesuai prjalanan waktu

Q: Bagaimana cara membuat link di blogger seperti RPP. SILABUS dsbnya.?
A:  Klik tanda +, trus pilih file yg mau anda unggah .... nanti pengunjung blog anda bisa mengunduhnya ... SEE https://www.google.com/search?q=CARA+MELAMPIRKAN+FILE+DI+WORDPRESS&source=lmns&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjmwvbdgdnzAhWcnEsFHYRmDFIQ_AUoAHoECAEQAA

Q: Aapakah blogger bisa menjadi sarana utk mengajar?

Q: Apa kiatnya agar blog kita dikenal orang?
A: Judul dan konten yang kita buat hendaknya menggunakan kata-kata yang banyak orang cari/.butuhkan. Selain itu kita juga rajin bersilaturahmi ke blog orang lain, memberikan komentar di blog tsb.

Q:  Bagaimana kiat² yg harus kita lakukan agar tetap bisa konsisten dalam menulis di blog?
A: Tuliskan apa saja yang ingin kita tulis. Saya bisa menulis kapanpun, saat mengantar istri berbelanja, saat rapat ketika pejabat belum datang, saat menunggu penerbangan, saat menjemput anak sekolah. Juga , kita perlu menjadwalkan tulisan kita.

Q: Bagaiman caranya agar konsekuen menulis di blog?
A: Tulis saja, posting saja, tidak usah mikr bagus/tidak. Dalam perjalanan waktu nanti akan menjadi bagus.

Sebagai penutup, saya menuliskan motto yang dimiliki narasumber: "Manfaatkan waktu yang ada, dan berusahalah memberi manfaat bagi banyak orang."

Mengatasi Writer's Block

 


Judul                           : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke -           : 7
Gelombang                 : 21
Tanggal                       : 18 Oktober 2021
Tema                           : Mengatasi Writer's Block
Narasumber                : Ditta Widya Utami, S.Pd.,Gr.

Tak terasa waktu cepat berlalu. Kini memasuki pertemuan ke-7, dengan dimoderatori oleh Bu Maesaroh, dihadirkan seorang narasumber cantik bernama lengkap Ditta Widya Utami, S.Pd.,Gr. Beliau seorang guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Lahir di Subang, 23 Mei 1990.Sudah 6 buku solo dan 12 buku karya bersama yang berhasil diterbitkannya. 

Mengawali prersentasinya, beliau melakukan simulasi, yaitu mengajak peserta untuk menulis bebas dengan 3 kata bantu, yaitu: hujan, pagi, dan hantu. Dari beberapa peserta yg ikut serta, saya akan tampilkan tulisan Ibu Siti Marfu'ah ( dulu sebelum nenjadi Kepala Sekolah SMKN 5 Pangkalpinang, beliau merupakan Wakakur di sekolahku).

semilir angin berhembus di pagi ini

hujan gerimis menemani

tak ayal bulu kuduk berdiri saat aku memasuki gedung yg dikelilingi pekuburan dan rumah sakit ini

kawatir ketemu hantu saat sendiri.

Definisi Writer's Block

Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Siapa saja yang mengalami Writer's Block?

Menurut Bu Ditta, narasumber yang cerdas ini, keadaan Writer's Block bisa dialami oleh beragam orang, antar lain: 

  • penulis pemula maupun profesional
  • blogger.
  • mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir
  • screen writer (penulis naskah seperti untuk film, sinetron)
  • script writer (penulis teks untuk dibacakan pembaca berita)

Apa yang menjadi penyebab Writer's Block?

Dari berbagai sumber yang beliau baca, serta hasil pengamatan beliau saat menjadi narasumber, ada beberapa hal yang menjadi penyebab Writer's Block (WB), yaitu :

  • topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis 
  • stress, dikarenakan kita terlalu khawatir dengan penilaian orang
  • fisik/mental kita sedang lelah, dikarenakan kita punya banyak pekerjaan dan work unfer pressure
  • terlalu perfeksionis

Bagaimana cara mengatasi Writer's Block?

  • Kita perlu mempelajari lebih seksama terkait metode baru tersebut (misal terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI). Atau jika terkait tema, kita bisa jeda sedikit saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata.
  • Untuk mengatasi stress, beliau memberi saran agar kita selalu mengingatkan diri kita sendiri bahwa "kita tak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri 
  • Apabila fisik mental kita sedang lelah, ambillah nafas sejenak dan rehatlah. Refresh kembali hati, fisik dan pikiran kita.
  • Bagi yang terlalu perfeksionis, beliau menyarankan supaya kita yang penting nulis dulu, biarkan ide kita mengalir bebas, kalau ada yang kurang, bisa diperbaiki lagi,, jangan mikir harus juara, jangan mikir tulisan kita harus dibaca ratusan atau ribuan orang.

Pada sesi tanya jawab, saat ditanya bagaimana cara mengatasinya ketika diserang WB, Bu Ditta yang telah menorehkan banyak prestasi ini menjawab:"biasanya saya berhenti menulis sejenak dan melakukan aktivitas lain yang juga saya sukai.Misalnya jalan-jalan, membaca buku ringan, menonton film, dsb. Pokoknya yang bisa jadi mood booster juga, termasuk makan ice cream dan coklat."

pertanyaan lain yang muncul yaitu bagaimana menyiasatinya agar di tengah-tengah kesibukan, kita bisa tetap menulis. Beliau menjawab ," Boleh dicoba dengan membuat outline tulisan dulu. Outline atau kerangka tulisan boleh jadi berisi ide ide utama tulisan kita. Kalau buku boleh dibikin semacam daftar isinya dulu mau apa."

Sabtu, 16 Oktober 2021

Menulis membuatku naik kelas dan berprestasi

 



Judul                           : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke -           : 6
Gelombang                 : 21
Tanggal                       : 15 Oktober 2021
Tema                           : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi
Narasumber                : Aam Nurhasanah, S.Pd.

Karena kecapekan, saya tertidur dari mulai sebelum maghrib, sampai 10 menit sebelum acara Kelas Menulis PGRI mulai. Bergegas kusiapkan laptop dan handphoneku. Kududuk di teras belakang rumah dan mulailah saya mengikuti Kelas Belajar Menulis gelombang ke-21 ini.
Malam ini, pada pertemuan keenam, yang akan menemani seorang narasumber yang juga adalah mentor  moderator tsb adalah Miss. Phia Sedangkan yang akan menjad narasumber adalah  Ibu Aam  Nurhasanah, S.Pd. Beliau adalah seorang Kepala Sekolah muda yang selalu bersemangat dan tampil ceria. Beliau seorang guru inspiratif, yang tak pernah lelah menginspirasi, memotivasi dan membagi ilmunya  kepada banyak orang. Dan yang pasti, beliau akan selalu siap membantu kita semua agar naik kelas.

Ibu Aam yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1988 di Cipanas ini menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan.  Beliau pernah  meraih juara 1 Lomba Blog PGRI Maret 2021 dan 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit. Beliau juga merupakan seorang penulis produktif. Ini dibuktikan dengan  30 buku yang berhasil beliau tulis.

Selesai memperkenalkan sang narasumber, Miss Phia yang kece ini segera mempersilahkan para pseserta untuk masuk ke kelas. Sebelum mulai menyajikan materi, Bu Aam meminta para peserta untuk mengisi link mentimeter sejenak. Ini hal baru bagi saya. Dalam link tsb, pesrta diminta mengisi 2 kolom, menjawab pertanyaan ‘Apa Tujuan Anda Menulis?”


Jawaban dari para seserta bermacam-macam, Saya pribadi secara refleks langsung mengisi kolom tsb dengan jawaban ‘ berbagi ilnu’ dan “menuangkan ide”.

Setelah itu, beliau mulai membagikan  pengalamannya. Ternyata dulu, status beliau sama  seperti kita saat ini, yaitu sebagai peserta yang belum tahu dan belum bisa menulis buku. Beliau  pertama kali gabung di Kelas Menulis gelombang 8 bersama teman-temannya  yang sudah sukses, antara lain: Mr. Bams, Bu Nora, Cang Ato, Pak Yulius Roma Patandean, Cak Inin, dan Mayor Nani. Namun, ibu yang cantik ini pupus harapan karena gagal belum bisa menulis resume. Akhirnya beliau ditinggalkan teman-temannya.

Namun demikian, perlahan-lahan beliau kembali memupuk kepercayaan dirinya, meluruskan niat dan tekad, hingga selanjutnya kembali mengulang di gelombang 12. Di sinilah beliau berusaha fokus dan akhirnya bisa lulus menjadi alumni. Saat itu beliau sukses menjadi blogger dan berhasil menerbitkan buku perdana solo dan antologi. Patut dicomtoh ya teman-teman semangat beliau!

Ini adalah buku antologi perdana beliau.

 


Dengan terbitnya buku antologi perdana yang ditulis bersama-sama dengan 42 penulis hebat di seluruh nusantara itu, beliau merasa bahagia sekali waktu itu. Apalagi nama beliau ada diurutan pertama.   Beliau selanjutnya menuturkan kedekatannya dengan Bu Kanjeng atau Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd  sejak saat mengikuti Kelas Belajar Menulis di mana waktu itu Bu Kanjeng menjadi narasumbernya.

Kemudian Ibu Aam mengisahkan bahwa sebagai syarat lulus kelas Om Jay, beliau (Om Jay) mewajibkan setiap peserta  menulis 20 resume dan diposting ke blog. Setelah naskah resume terkumpul, mereka harus segera menghubungi penerbit untuk wujudkan buku solo mereka. Maka lahirlah buku solo perdana Ibu Aam yang berjudul "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat".

Setelah menjadi alumni, dengan penuh semangat beliau mengabdikan diri menjadi moderator Kelas Menulis, hingga lahirlah buku solo kedua beliau berjudul "Kunci Sukses Menjadi Moderator Online"

 


Pengalaman selanjutnya yang beliau ceritakan dengan antusias yaitu mengikuti lomba blog PGRI yang diadakan selama 28 hari pada bulan Februari 2021.  Dalam perlombaan ini, setiap peserta wajib posting ke blog pribadi dan blog  YPTD. Alhamdulilah, akhirnya berbuah manis. Beliau menjadi pemenang Juara 1 Lomba Blog PGRI dan hasilnya menjadi buku solo ketiganya.

 



Meskipun sudah sukses menerbitkan beberapa buku, Bunda Aam tidak berpuas diri. Selanjutnya beliau mengikuti seleksi menulis bersama Prof Ekoji hingga  akhirnya melahirkan buku duet kolaborasi dengan Prof. Eko yang diterbitkan oleh penerbit mayor, yaitu PT Andi Offset Yogyakarta.

 


Berikutnya, beliau berhasil menerima tantangan yang diberikan oleh Bu Kanjeng untuk menjadi kurator buku. Bahkan  akhirnya malah ketagihan. Kita bisa membaca pengalaman seru beliau menjadi kurator buku di link berikut:

https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/08/pengalaman-seru-menjadi-kurator-buku.html

Kemudian, Bu Aam menuturkan pengalaman pertamanya menjadi seorang editor. Dikisahkan oleh beliau, bahwa pengalaman menerbitkan buku yang beliau alami pun menyebar di medsos hingga akhirnya beliau bertemu dengan muridnya yang bernama Juminah. Juminah yang sudah 5 tahun bekerja sebagai TKI di Arab Saudi  meminta beliau untuk mengedit novelnya.Walaupun naskah yang dikirim hanya melalui WA, hal itu bukan menjadi hambatan. Maka lahirlah  sebuah novel yang menyentuh jiwa, karena isinya menceritakan perjuangan Juminah menjadi tulang punggung keluarga, dan mengorbankan masa remajanya untuk kerja jadi TKI demi membiayai sekolah adik-adiknya sampai takdir menemukan cinta sejatinya. Saya jadi penasaran ingin membaca novelnya.

 


Sejak keberhasilan menjadi editor novel Juminah, Ibu Aam sering diminta teman-teman beliau, khususnya alumni kelas Om Jay , untuk mengedit naskah buku mereka,. Berikut adalah link untuk melihat buku yang telah beliau edit.

https://terbitkanbukugratis.id/aam-nurhasanah/09/2021/menjadi-editor-dadakan/

Pada bagian akhir presentasi, Bu Aam menginformasikan  buku solonya ke-4 yang telah terbit. Buku ini mengabadikan  semua perjalanan/kisahnya dalam menulis hingga naik kelas.

Hingga sekarang, jumlah buku yang beliau tulis berjumlah 30, yaitu: 4 buku solo ,1 buku duet dengan Prof. Eko,dan  25 buku antologi. Luar biasa, bukan?

 

https://youtube.com/shorts/-Cnq7okmwOI?feature=share

Begitu antusiasnya para peserta mengikuti Kelas Belajar Menulis ini. Hal itu dibuktikan dengan munculnya banyak pertanyaan.  Menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh  Bpk. Widy dari Jakarta tentang bagamana mengatur waktu agar bisa menulis setiap hari,  Bu Aam memberikan kiat dalam kutipannya berikut ini: “luangkan waktu 30 menit dari 24 jam yg kita miliki. Saya bertugas sebagai kepala sekolah, kurator, editor, narasumber, dan berbagai tugas sebagai admin menulis. Jika kita membiasakan menulis satu postingan sehari satu bulan sudah 30 postingan, satu tahun 365 postingan. Bisa jadi "brankas ide" untuk menerbitkan buku. Lalu, buat skala prioritas, kerjaan mana yang harus di dahulukan. Karena setiap kerjaan pasti ada deadlinenya.”

Ditanya oleh Bu Susan dari Pangkalpinang tentang bagaimana syaratnya untuk bisa menjadi seorang penulis dan editor yang andal, dengan gamblang beliau memberikan  jawaban sbb:

-          Harus menguasai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan fokus KBBI online.

-          Harus menjadi kurator dulu

-          Sering-seringlah blog walking tulisan teman dan revisi postingan dan tulisan sendiri. Pasti kita akan menemukan kesalahan typo(salah ketik). Lambat laun jika terbiasa mengedit, kita akan mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang salah misalnya kata yang disingkat, dan lain-lain.

 

“Apa rahasianya supaya ide mengalir terus?” Menjawab pertanyaan ini, beliau mengatakan bahwa ide akan mengalir saat kita membuka keran ide kita, yaitu bisa dimulai dari membuat resume malam ini, membuat tulisan dari hal yan kita sukai, mulai dari postingan medsos, curhatan teman, album foto dan video. Prinsipnya, mulailah menulis dari sekarang. Pasti  kita bisa jika sudah terbiasa.

 Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah “Bagaimana supaya tulisan kita runtut?” Beliau menjawab ,” Untuk membuat tulisan runtut yaitu dengan membuat outline/ daftar isi. Targetkan daftar tulisan yang kita tulis itu memiliki waktu yang wajib diselesaikan. Godaan ide lain pasti ada, namun bisa kita siasati dengan menulis skala prioritas tulisan mana yang harus selesai lebih dulu.”

Waktu sudah menunjukkan puku;l 0:03 WIB. Diiringi suara serangga yang melengking, tiba saatnya saya harus mengakhiri pekerjaan membuat resume ini. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yg diajukan oleh peserta dari berbagai penjuru kota, namun mata saya tidak bisa diajak kompromi. Terimakasih, Tuhan, boleh diberi kesempatan mendengar pengalaman dari narasumber hebat, Ibu Aam Nurhasanah, SPd. Semoga  ilmu yang sudah saya terima ini, dapat saya kembangkan dan bagikan kepada orang lain suatu saat nanti. Semoga..

                                                 Wrapping up

"Selalu semangat untuk menulis, belajar tanpa henti, dan jika bertemu hambatan, santai dulu lakukan hobi yang lain, lalu kembali menulis.."



Pangkalpinang, 15 Oktober 2021

Priyo Sumbogo

 


Kamis, 14 Oktober 2021

Menulis Semudah Ceplok Telur

 

Judul                           : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke -           : 5
Gelombang                 : 21
Tanggal                       : 13 Oktober 2021
Tema                           : Menulis Semudah Ceplok Telur 
Narasumber                : Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H.

Siang itu ketika saya duduk di dalam kantor, Ibu Ros (sapaan akrab), rekan sejawat saya yang sudah sukses menerbitkan sebuah buku hasil dari pelatihan belajar menulis selama beberapa bulan, berjalan mendekati saya. Beliau memberi dorongan kepada saya untuk mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis mulai hari ini. Lalu beliau mengajari saya untuk membuat blog di laptopku. Setelah selesai, beliau menunjukkan sekilas flyer untuk pertemuan malam ini.

Ketika pertama kali membaca judul “ Menulis Semudah Ceplok Telur” di flyer tsb, timbul dalam diri saya rasa penasaran. Apa memang gampang menulis sesuatu yang bermutu dan tentunya enak dibaca oleh para pembaca. Dalam kegelapan malam karena pemadaman listrik di daerah saya, saya mencoba untuk pertama kalinya mengikuti kegiatan “Belajar Menulis Gelombang ke-21”ini. Mudah-mudahan kegiatan ini akan bermanfaat baik bagi diri saya pribadi maupun orang-orang lain ke depannya.

Pada pertemuan ke-5 ini yang menjadi narasumber adalah Dra. Lilis Ika Herpianti Sutino, S.H. Sedangkan yang menjadi moderator adalah Bpk. Dail Ma’ruf.

Kegiatan pelatihan Belajar Menulis ini dibuka oleh Bpk Dail dengan mengajak seluruh peserta untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Selanjutnya kita semua diajak untuk membaca biodata narasumber. Beliau bernama lengkap Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H. Beliau merupakan seorang guru inspirasi yang mengajar mapel PPKn di SMPN 2 Nekamese, Desa Besmarak, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hobinya yaitu membaca, menulis, traveling, dan berenang. Beliau yang waktu kecil biasa disapa Mbak Pipin lahir di Surabaya, pada tanggal 11 Maret 1969.  Ibu guru yang cantik ini mempunyai segudang prestasi yang patut dibanggakan. Salah satunya adalah juara kategori kedua tingkat Nasional dalam Lomba Guru “My Teacher My Hero Award Indonesia Digital Learning Tahun 2015” bersama Telkom dan Intel Prosessor.

Beliau menampilkan 2 contoh buku yang ditulis oleh beliau dan sahabat literasi se-Indonesia, yaitu:

1.       Berbagi Kisah Inspirasi Menuju Sukses

2.       Hadiah untuk Bundaku Jilid 1

Beliau tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Om Jay, panggilan akrab Bapak Wijayah Kusumah-seorang blogger ternama Indonesia, atas peranannya dalam memotivasi beliau dalam kegiatan menulis selama ini, hingga beliau berhasil menerbitkan buku ilmiah kedua berjudul “Melejitkan Berpikir Tingkat Tinggi PPKn Melalui Discovery Learning”.

Mengawali presentasi materi, Bunda Lilis mengajak para peserta untuk bergoyang ala Flobamora NTT dengan iringan lagu yang ceria. Selanjutnya, beliau memaparkan alasan mengapa mengambil judul “ Menulis Semudah Ceplok Telur”, yaitu untuk memberikan motivasi menulis kepada siapa pun yang memiliki hasrat menjadi penulis hebat dunia, serta untuk meyakinkan kita bahwa menulis itu tidak sulit, alias sangat mudah, semudah kita membuat telur ceplok. Beliau kemudian menampilkan sebuah quote yang sungguh menarik, yang ditulis oleh Imam Ghozali, yang berbunyi “ Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.” Beliau mengartikan quote tsb sebagai berikut: jika kita mau dikenal dan dikenang oleh anak cucu dan banyak orang, maka hal yang paling tepat adalah dengan meninggalkan karya, salah satunya berupa tulisan (buku).

Lalu, beliau mengajukan pertanyaan”Mengapa harus menulis?”.Beliau menampilkan jawaban yang ditulis sahabat literasi, dalam komunitas Belajar Menulis Gelombang 20, yang bernama Nur Afifah, yang intinya adalah: jika tidak ditulis, ilmu akan hilang atau terlupakan dikarenakan daya ingat manusia yang terbatas. Selanjutnya, menurut hadits Rasulullah SAW, kita harus menjaga ilmu dengan menulis (Qoyyidul’ilma bilkitabi). Dalam QS. Al-Baqarah: 282, Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karen itu bermaslahat untuk mereka. Selain itu, melalui Permendikbud RI yang diatur dalam PERMEN 23 Tahun 2015, pemerintah mengeluarkan perintah untuk menulis.

Kemudian beliau menampilkan cuplikan menarik yang diambil dari tulisan blog Bu Iis Yuliati, yaitu “Tebarkan manfaat di setiap helaan nafas meski hanya dari sebuah tulisan”.

Berikutnya, beliau menampilkan sebuah tulisan dari Bpk Mulyohartijono, seorang guru IPA di SMP Negeri 2 Wangon, untuk menunjukkan bahwa menulis itu semudah ceplok telur. Ini kutipan tulisannya tentang buah jambu: “Kala kupandang warnamu yang merah merona, menggoda hatiku ingin ku menikmatinya,terbayang di benakku rasa segar dan manismu.”

Pada bagian terakhir presentasi materi, Bunda Lilis menampilkan cuplikan tulisan Paulo Coelho tentang “Kisah Sebatang Pensil”. Dalam tulisan tsb, Paulo mengajak kita agar selalu memulai kegiatan menulis dengan doa, karena dengan berdoa terlebih dahulu, Tuhan akan membimbing kita saat kita menulis. Juga, dengan mengawali kegiatan menulis dengan berdoa, kita akan menghasilkan ilmu yang bersumber dari hati nurani yang bersih. Pada gilirannya, tulisan tsb akan diterima oleh hati pembacanya sehingga akan bermanfaat bagi banyak orang. 

Seperti halnya pensil akan tumpul setelah digunakan, kita pun akan akan mengalami banyak kesulitan dan penderitaan dalam proses menulis.Seperti halnya pensil perlu diruncingkan kembali, kita pun perlu menajamkan pikran kita dengan banyak membaca buku yang relevan . Apabila kita melakukan banyak kesalahan dalam menulis, kita perlu memperbaikinya agar tulisan kita menjadi lebih baik dan sempurna. Apabila kita mengalami kebuntuan ide saat menulis, berhentilah menulis sejenak dan rileks dulu, lalu lanjutkan kembali setelah kita merasa fresh. 

Belajar dari pensil yang selalu meninggalkan goresan, kita pun harus meninggalkan jejak goresan yang baik dan menginspirasi setiap pembaca di setiap karya tulisan kita. Hal penting lainnya yang perlu kita ingat adalah quote dari Bpk Wijayah Kusumah: “Menulis tak akan berdqmpak apa-apa jika kita tidak memiliki komitmen dalam diri untuk berlatih menulis setiap hari.” Pertanyaan selanjutnya yang muncul:” Apa yang harus kita tulis setiap hari?” Untuk menjawabnya, perlu kita simak quote dari seorang penulis terkenal dunia, JK Rowling, “Mulailah dengan  menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.” 

Memperkuat quote dari Bpk Wijaya Kusumah, seorang sahabat literasi Bu Lilils yang bernama Ditta Widya Utami, SPd. mengemukakan pendapatnya, yaitu salah satu mental yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah konsisten. Jika kita konsisten menulis, insya Allah kita akan mampu menjadi seorang penulis hebat.



Pangkalpinang, 13 Oktober 2021

Priyo Sumbogo


Rabu, 13 Oktober 2021

Testing 1

 hari ini


Judul : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan ke - : 4
Gelombang  : 21
Tanggal : 11 Oktober 2021
Tema  : Menulis Buku dari Karya Ilmiah 
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.



Bakti Sosial PS Stella Maris ke Air Semut

Hari Minggu, 14 November 2021, 11 anggota Paduan Suara Stella Maris Keuskupan Pangkalpinang mengadakan kunjungan bakti sosial ke Stasi Santo...